Kamis, 21 Agustus 2014

Pemikiran, Gerakan Kiai Haji Ahmad Dahlan dan Perubahan Sosial




I.                   Pendahuluan
Berbicara mengenai muhammadiyah pasti tidak lepas dari sesosok Kiai Haji Ahmad Dahlan. Beliau adalah seorang pemikir revolusioner pada  masanya. Beliau adalah orang yang menentang adanya pembodohan ataupun menentang adanya sikap pasrah yang menyebabkan orang menjadi miskin, serta mitos-mitos yang tidak sesuai dengan akal atau tidak rasional yang dapat menjerumuskan umat Islam yang awam menuju ke kafiran, serta ajaran-ajaran didalam ritual yang tidak diajarkan oleh Rasulullah saw.
 Muhammadiyah berdiri atas buah pemikiran Kiai Haji Ahmad Dahlan. Beliau melihat, Umat Islam memiliki dua pusaka yang tiada bandinganya yaitu al Quran dan Sunnah, akan tetapi kenapa justru masih banyak umat Islam yang miskin secara intelektual, material dan spiritul. Setelah melalui proses perenungan, beliau mengetahui penyebab dari kemalangan yang menimpa umat islam di Indonesia yaitu kebodohan serta doktrin-doktri keagaman yang justru dapat menyebabkan kemandegan didalam proses berfikir secara kritis dan terbuka. Munculnya sesuatu pemikiran yang baru, pastilah tidak berjalan dengan mulus pasti menemui banyak kendala, dintaranya pertentangan, permusuhan bahkan sampai menjurus ke pertikaian, akan tetapi Kiai Haji Ahmad Dahlan dengan arif menanggapi perbadaan tersebut, karena perbedaan itu bukan untuk dipertentangkan atau dipermasalahkan, perbedaan itu merupakan salah satu nikmat yang telah di ciptakan oleh Allah SWT untuk saling melengkapi.
Sehingga pada masanya, organisasi Muhammadiyah sangatlah unik karena berani menampilkan sisi perbedaan denagn mengkritisi tradisi yang selama ini membodohi umat Islam di Indonesia tanpa menghilangkan nilai-nilai keluhuran dari budaya tersebut. Melakukan pembaharuan didalam dakwah yaitu dengan menempatkan akal dan logika di posisi teratas dengan diikuti kebersihan jiwa, supaya muncul semangan untuk melakukan ijtihad.
Pemikiran dari Kiai Haji Ahmad Dahlan yang seperti apa yang mana pemikiran itu sempat ditentang oleh para ulama kraton. Dan pemikiran yang bagai mana yang menjadiak muhammadiyah menjadikan organisasi kemasyarakatan yang terbesar setelah Nahdlatul Ulama (NU), menarik simpati para intelektual yang sekaligus merakyat di kalangan kaum fakir-miskain dan rakyat kecil.
II.                Pembahasan
Muhammadiyah didirikan pada tahun 1912 oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan di Kauman ,Jogjakarta. Muhammadiyah lahir dari perenungan Kiai Haji Ahmad Dahlan, yang memandang kurangnya pengamalan pesan moral yang terdapat pada ayat Al Qur’an mengenai rahmatan lil alamin, jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia berbunyi kesejahteraan bagi seluruh alam. Dengan begitu Muhammadiyah lahir dan berkembang dari pola fikir yang rasional dan metodologis atas fenomena yang terjadi pada masyrakat sekitar yang disesuiakan dengan ayat Al Qur’an.[1]
`ä3tFø9ur öNä3YÏiB ×p¨Bé& tbqããôtƒ n<Î) ÎŽösƒø:$# tbrããBù'tƒur Å$rã÷èpRùQ$$Î/ tböqyg÷Ztƒur Ç`tã ̍s3YßJø9$# 4 y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd šcqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÊÉÍÈ  
“ Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[2]; merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS. Ali Imran: 104).
Surat Ali Imran ayat 104 inilah salah satu faktor yang mendorong Kiai Haji Ahmad Dahlan untuk mendirikan Muhammadiyah. Didalam ayat ini secara tersirat menggambarkan, seharusnya gerakan dakwah amar makruf nahi munkar yang dilakukan oleh setiap muslim itu harus membebaskan manusia pada umumnya dan umat Islam pada khususnya agar terbebas dari kebodohan, kesengsaraan serta kemelaratan. Gerakan dakwah yang dilakukan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan merupakan upaya kreatif didalam berfikir yang diimplementasikan didalam perbuatan untuk memenuhi panggilan jiwa seorang muslim dan menemukan penyelesaian berbagai masalah kehidupan yang sesuai dengan tuntutan zaman.[3]

Dan keadaan tersebut  terdapat pada pedoman hidup warga Muhammadiyah:[4]
Dalam hubungan-hubungan social yang lebih luas setiap anggota Muhammadiyah baik sebagai individu, keluarga, maupun jamaah warga dan jam’iyah (organisasi) haruslah menunjukkan sikap-sikap social yang didasarkan atas prinsip menjunjung tinggi nilai kehormatan manusia memupuk rasa persaudaraan dan kesatuan kemanusiaan, mewujudkan kerjasama umat manusia menuju masyarakat sejahtera lahir dan batin, memupuk jiwa toleransi, menghoramti kebebasan orang lain, menegakkan budi baik, menegakkan amanat dan keadilan, perlakuan yang sama, menepati janji, menanamkan  kasih saying dan mencegah kerusakan, menjadikan masyarakat menjadi masyarakat shahih dan utama, bertanggung jawab atas baik dan buruknya masyarakat dengan melakukan amar ma’ruf dan nahimungkar, berusaha untuk menyatu den berguna atau bermanfaat bagi masyrakat, memakmurkan masjid, menghormati dan mengasihi antara yang tua dan yang muda, tidak merendahkan sesame, tidak berprasangka buruk kepada sesama, peduli kepada orang miskin dan yatim, tidak mengambil hak orang lain, berlomba dalam kebaikan dan hubungan-hubungan social lainya yang bersifat islah menuju terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
Melaksakan gerakan jamaah dan dakwah jamaah sebagai wujud melaksanakan dakwah islam ditengah-tengah masyarakat untuk perbaikan hidup, baik lahir maupun batin sehingga dapat mencapai cita-cita masyarakat islam yang sebenarnya.
Didalam buku  Pemikiran Kiai Haji Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah Dalam Perspektif perubahan Sosial karya Abdul Munir ada beberapa pemikiran yang ditawarkan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan, diantaranya:[5]
a.       Kiai Haji Ahmad Dahlan berpendapat, bahwasanya agama itu berarti amal yang artinya menghasilkan dan berbuat sesuatu yang sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah. Orang yang beradama adalah orang yang mengapdikan seluruh hidup dan jiwanya kepada Allah SWT semata, melalui mengajarkan ilmu yang diketahuinya, berkerja serta berkorban denga harta dan jiwa untuk mendapatkan ridho dan rahmat dari Allah SWT.
b.      Al qur’an dan Sunnah adalah dasar didalam mengambil keputusan atau menentukan hukum Islam. Akan tetapi jika muncul suatu permasalahan dan tidak ditemukan secara tersurat di dalam al Qur’an ataupun Sunnah, maka dapat ditentukan melalui penalaran melalui akal yang disertai dengan Ijma’ dan Qiyas.
c.       Didalam memahami al Qur’an ada lima  syarat yang harus dipenuhi. Yang pertama adalah mengertiartinya. Yang kedua adalah memahami maknanya melalui ilmu tafsir. Yang ketiga dan keempat adalah mengkoreksi diri sendiri, sudah menjalani perintah Allah dan meninggalkan larangan Allah yang telah diketahuinya. Dan yang terakhir adalah tidak mencari ayat lain sebelum mengerjakan isi ayat yang telah diketahuinya.
d.      Umat Islam haruslah mempertajam dan memperluas daya akalnya dengan ilmu mantiq atau logika, sehingga bisa mengimplementasikan al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, dan organisasi adalah aktualisasi dari dari tindakan tersebut.
e.      Untuk meningkatkan kualitas hidup dan kemajuam umat Islam, umat Islam haruslah mempelajari dam memahami berbagai ilmu pengetahuan yang sedang berkembang didalam kehidupan masyarakat. Dan Kyai Haji Ahmad Dahlan berpesan kepada para kader Muhammadiyah, “ Jadilah Insinyur, guru, dokter , master dan kembalilah ke Muhammadiyah.”
f.        Dalam mendidik kader atau generasi muda, Kyai Haji Ahmad Dahlan menerapkan sistem berinteraksi secara langsung. Dengan berinteraksi secara langsung akan menumbuhkan rasa penghormatan, merasa diperhatikan sehingga muncul rasa kesetiaan kader terhadap Muhammadiyah.
g.       Untuk menjawab tantangan perubahan sosial yang disebabkan oleh arus modernisasi  yaitu  kembali menggunakan al Qur’an sebagai pedoman hidup, menghilangkan sikap Fatalisme, dan sikap taklid. Tujuan dari gerakan tersebut adlah untuk menghidupkan kembali semangat ijtihad melalui kemampuan berfikir dengan logis serta mengkaji realitas sosial.
h.      Menjadikan rakyat kecil, orang-orang fakir miskin, orang-orang yang memiliki materi lebih, para intelektual sebagai sasaran dakwah. Karena mereka adalah sasaran yang paling strategis untuk mendakwahkan ajaran Islam.
i.         Sebaiknya di dalam hati seseorang ditanamkan rasa ikhlas di dalam beramal sholeh. Dengan rasa ikhlas yang tertanam dalam hati akan meninbulkan rasa tentram dan rasa nyaman, serta ringan dalam menjalankan ibadah.
j.        Ulama adalah orang yang berilmu dan kretif, dan mengembangkan ilmunya dengan perasaan ikhlas. Jiwa yang ikhlas itu diibaratkan seseorang yang mengetahui hakikat hidup dan dunia, sehingga dia tidak takut mati, akan tetapi justru mengingat akan datangnya kematian sehingga dia selalu mengkoreksi dirinya.
k.       Orang harus berani berdialog dan berdiskusi agar tidak merasa menjadi yang paling benar, dan dapat menemukan kebenaran.
l.         Untuk mencapai tujuan hidup, manusia harus saling berkerjasama dan menggunakan akal.
m.    Perpecahan dan kehancuran hidup manusia, penyebabnya adalah kebodohan.
n.      Kehancuran, kegagalan serta kebodohan pemimpin-pemimpin Islam dikarenakan ketidak pedulian para pemimpin kepada nasib dan kesejahteraan hidup rakyatnya.
o.      Sikap terbuka akan mengikhlaskan seseorang untuk merubah pemikirannya. Dengan terbukanya pikiran seseorang maka dia akan selalu memperbaharui pkiran dantindakan yang sudah biasa dia lakukan, dan tidak akan terikat oleh tradisi dan rutinitas.

III.             Kesimpulan
Muhammadiyah adalah organisasi sosial kemasyarakatan berbasic Islam yang bergerak di dalam bidang dakwah, dan tajdid (pembaharuan pemikiran menuju ke Islamisasi) serta pemurnian ajaran Islam, sebagaimana yang telah diajarkan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan. Menurut kiai Haji Ahmad Dahlan, kalau umat Islam ingin berjaya haruslah menempatkan akal dan logika sebagai sumber pengetahuan yang utama dengan didasari hati yang bersih. Dengan akal pikiran yang logis dan disertai dengan jiwa yang bersih dapat membentuk manusia yang seutuhnyayang mana bisa mengantarkan manusia pada pemahaman tentang hakikat dirinya. Karena pembeda manusia dengan makhluk ciptaan Allah yang kasat mata adalah pada akal fikiranya yang disertai denga hati yang bersih.
Dan jelaslah  pemikiran yang ditawarkan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan dapat membuat perubahan pada masyarakat disekitarnya, sehingga terlahirlah organisasi Muhammadiyah. Pemikiran Kiai Haji Ahmad Dahlan modernis dan dapat diterima dan diterapkan oleh semua lapisan Masyarakat sehinga Muhammadiyah menjadi organisasi yang besar dan memiliki amal usaha yang cukup banyak.














Daftar Putaka
 Abdurrahman ,Asymuni  dkk. 2009.  Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
Mulkham , Abdul Munir.  1990. Pemikiran Kiai Haji Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah Dalam Perspektif perubahan Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.


[1] Abdul Munir Mulkham, Pemikiran Kiai Haji Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah Dalam Perspektif perubahan Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), h. 1.
[2] Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.
[3] Abdul Munir Mulkham, Pemikiran Kiai Haji Ahmad Dahlan, h. 2.
[4] Asymuni  Abdurrahman dkk, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2009), h. 71-72.
[5] Abdul Munir Mulkham, Pemikiran Kiai Haji Ahmad Dahlan ,h. 8-9.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More