Jumat, 29 Agustus 2014

SEBUAH PENA



SEBUAH PENA
Minggir-minggir
Mantan sampah masyarakat mau nyampah.
Sebuah pena tak akan ada artinya untuk pengguna sosia media akut. Dia lebih senang menuangkan ide-idenya kedalam gadget penyedia layanan media social yang berada ditanganya, daripada menuangkan ide-idenya disebuah kertas dengan pena. Berbeda halnya dengan seorang gadis dari Pakistan bernama Malala. Sebuah pena yang dia tuangkan ke dalam sebuah buku diarynya dapat membuka mata dunia, dan menghantarkan dirinya untuk mendapatkan penghargaan dari dunia (meskipun berita ini sudah lama yaitu pada tahun 2012), dengan pena yang telah dituangkan itu pula menghantarkan dirinya koma selama enam hari karena dirinya ditembak dibagian kepala dan leher oleh para pemberontak, akan tetapi dirinya tetap berpegang pada tali kebenaran sehingga keyakinannya tidak goyah. Dia menuangkan pena yang dia miliki ke dalam diarynya dengan dipandu oleh pena (akal/ide) yang dititipkan oleh Allah kepadanya.
Saudara dan saudariku, betapa hebatnya jika sebuah pena (akal/ide) dituangkan dalam sebuah media. Pena tersebut akan mengalahkan senjata tercanggih yang pernah atau akan diciptakan manusia. Dengan menuangkan pena (akal/ide), para pendiri bangsa ini melawan dan mengusir penjajah dari bumi Indonesia. Dengan menuangkan pena (akal/ide) pula kretivitas-kreativitas tercipta. Dengan menuangkan pena manusia dapat merubah dunia seisinya.
Semoga Allah Swt mengampuni dosaku dan dosamu masa lalu, sekarang dan masa yg akan datang.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More