Sabtu, 23 Agustus 2014

SELEKTIF DALAM MEMILIH ORMAS



Minggir-minggir
Mantan sampah masyarakat mau nyampah.
Setiap mahasiswa (masyarakat umum) yang semasa SMA aktif dalam organisasi, memiliki kecenderungan terlibat dalam organisasi saat duduk di bangku kuliah (lingkungan masyarakat) entah cakupanya lebih luas ataupun lebih sempit dari masa SMA. Organisasi di SMA berbeda dengan organisasi di Perguruan Tinggi (lingkungan masyarakat), yang mana organisasi  Perguruan Tinggi (lingkungan masyarakat) akan lebih kompleks dan rumit dari pada di SMA.
Mahasiswa (masyarakat umum) terkadang memiliki permasalahan yang mengakibatkan kebingungan dalam memilih dan menentukan Ormas (organisasi Kemasyarakatan) ataupun OKP (organisasi kepemudaan) berbasis nasional ataupun agama yang akan dipilihnya, tidak jarang mahasiswa berganti-ganti organisasi dalam satu, dua atau tiga semester bahkan disemester lebih tinggi. Tidak sedikit mahasiswa (masyarakat umum) yang terjerumus ke dalam organisasi-organisasi ilegal, radikal, dan irrasional yang dikemas dalam parodi dengan janji-janji berupa syurga, ketenaran, jabatan dan tentunya uang yang mengalir ke kantong, meskipun hal-hal tersebut belum tentu akan didapatkanya, sehingga membuat mahasiswa (masyarakat umum) tertarik dan terbuai.
Dalam menentukan Ormas ataupun OKp, mahasiswa (masyarakat umum)  haruslah cerdas dalam menyeleksi, ada beberapa poin yang patut dipertimbangkan oleh mahasiswa (masyarakat umum). Sudah legalkah organisasi tersebut secara hukum, karena peraturan pemerintah mewajibkan setiap organisasi harus memiliki ijin. Berasal dari manakah kucuran dya ana yg didapat, dari teroriskah, dari zioniskah, atau dari umat. Idelogi apa yang digunakan, pancasilakah, komuniskah, zioniskah. Bagaimana dia mewujudkan ideologinya, dengan kekerasankah, kelicikankah, tipu-tipu atau dengan santun dan mementingkan moral.
Janji-janji yang ditawarkan untuk mendapatkan syurga, jabatan, ketenaran, serta uang meskipun belum tentu didapat, lantas menjadikan kita buta akan kebenaran dan hanya mencari pembenaran. Tidak jarang mahasiswa (masyarakat umum) termakan oleh iming-iming tersebut sehingga melakukan hal-hal diluar batas kemanusiaan seperti kanibal, pembunuhan, penghancuran, seringkali melakukan aksi bunuh diri untuk mengalahkan lawannya, dan dia merasa hal tersebut dilakukanya dengan mengatas namakan KEBENARAN. Jika dikaji, hal-hal tersebut sesungguhnya menjauhkan seseorang dari nilai-nilai manusia sebagai khalifah.
Semoga Allah Swt mengampuni dosaku dan dosamu masa lalu, sekarang dan masa yg akan datang.

1 komentar:

syukron pencerahannya pak, saya akan lebih selektif lagi dalam memilih organisasi, saya malah jadi lupa kuliah dan menganggap yang lain salah jika masuk organisasi berideologi tarbiyah

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More