Kamis, 05 Mei 2011

AL-QUR’AN SEBAGAI OBAT


AL-QUR’AN SEBAGAI OBAT

  1. PENDAHULUAN
Sakit adalah kerusakan pada sel-sel tubuh kita yang fatal, sehingga system kerja dala jaringan tubuh kita terganggu yang biasanya disebabkan oleh bakteri maupun virus. Bila telah terjadi kerusakan dalam tubuh kita, maka dokter akan melakukan beberapa langkah. Pertama, menganalisa sifat dan jenis penyakit yang menyebabkan kita menjadi sakit. Kedua, membunuh atau menyingkirkan virus dan racun yang merusak jaringan sel-sel yang rusak dengan cara terapi atau disuruh minum obat. Setiap penyakit pasti ada obatnya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallambersabda:
ماَأَنْزَلَاللهُدَاءًإِلاَّأَنْزَلَلَهُشِفَاءً


"
Allah tidak menurunkan penyakit, melainkan pasti menurunkan obatnya". (HR Al Bukhari no. 5678 dari Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu) .
لِكُلِّدَاءٍدَوَاءٌ
,فَإِذَاأُصِيْبَدَوَاءُالدَّاءِبَرَأَبِإِذْنِاللهِ

"
Setiap penyakit ada obatnya. Jika suatu obat itu tepat (manjur) untuk suatu penyakit, maka akan sembuh dengan izin Allah". ( HR Muslim no. 2204, dari Jabir Radhiyallahu'anhu).
Obat-obat yang digunakan oleh para dokter, baik berupa obat herbal maupun kimia berasal dari alam atau bumi. Dan dokterpun mendapatkan ilmu mengenai kesehatan dan penanganan ataupun pencegahan penyakit merupakan anugrah dari Allah. Hakekatnya kesembuhan itu berasal dari Allah semata, sedangkan obat-obatan dan dokter hanyalah perantara saja.
Manusia memiliki dua bagian yang berpotensi yang diserang oleh penyakit, yang pertama adalah pentyakit fisik dan yang kedua adalah penyakit hati. penyakit fisik yang biasanya menyerang tubuh dan penyakit hati menyerang hati yang bermakna ruhaniyah. Didalam makalah ini akan dibahas mengenai penyebab manusia mengalami sakit fisik maupun hati yang bermakna ruhaniyah dan pengobatan secara ruqyah qurani.

  1. PEMBAHASAN
Bicara soal sakit, ada dua macam penyakit yang menimpa manusia, yaitu penyakit jasmani dan penyakit hati. Ada pun sebab-sebab penyakit jasmani sebagai berikut. Pertama adalah penyakit fisik yang biasanya menyerang tubuh kita. Contohnya sakit mata, sakit batuk, sakit kulit, dan lain sebagainya. Sedangkan yang kedua adalah penyakit psikis (kejiwaan). Penyakit psikis biasa disebut juga dengan gangguan kejiwaan. Jiwa yang sehat tenang, dan tentram akan memberikan pengaruh yang positif bagi kondisi fisik seseorang. Sebaliknya jika kondisi gelisah dan lemah akan berpengaruh negative kepada fisik seseorang. Ketiga adalah suhu udara, perubahan suhu udara sangat mempengaruhi kinerja jaringan sel-sel dalam tubuh manusia. Terakhir yaitu racun dan virus yang masuk kedalam tubuh manusia yang merusak jaringan sel-sel.
Kedua penyakit hati, penyakit ini menyerang rohani. Contohnya dengki, hasut, iri, dengki, sombong dan ragu-ragu. Dalam penyakit hati ada banyak tingkatan sebagaimana diinformasikan Al-Quran. Ada hati yang mengidap virus-virus penyakit rohani yang benama dengki, benci, pemarah, rakus. Tahap berikutnya, hati yang mengeras. Seperti yang tercantum dalam QS. Al Baqarah: 10.” Dalam hati mereka ada penyaki, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta”
Virus penyakit hati yang tidak segera diobati, maka akan menyebabkan hati menjadi keras karena sering melakukan kejahatan dan kemaksiatan. Seperti firman Allah dalam QS Al An’am: 43 ” Maka mengapa mereka tidak memohon dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan setanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan.
Hati yang telah mengeras tersebut karena terbiasa melakukan hal-hal yang buruk, maka anak menyebabkan hati yang membatu. Seperti tercantum dalam QS. Al Baqarah: 2 “Kemudian setelah itu, hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi
Hati yang telah mengeras dan membatu lalu akhirnya akan tertutup dan bila hati telah tertutup maka tidak akan mampu menerima petunjuk dari luar. Seperti terdapat dalam QS. Mutaffifin: 14 “Sekali-kali tidak, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itulahlah yang menutup hatimereka.”
Hati yang telah tertutup rapat dan terkunci tersebut pada akhirnya akan mati karena tidak bisa menerima kebenaran dari luar..
Seperti yang tercantum dalam QS. Al Baqarah: 6-7 “Sesungguhnya orang-orang kafir itu, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. Allah telah mengunci hati dan pendengeran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Bagi mereka siksa yang amat berat.
Selain penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri yang merusak jaringan sel-sel manusia. Ada juga penyakit yang merusak hati atau penyakit yang muncul akibat gangguan dan serangan jin serta serangan sihir.
Tanda-tanda orang yang dirasuki jin. Seperti yang diungkapkan oleh Ibrahim Abdul Alim dalam bukunya yang berjudul “al-Raddul Mubin ‘ala Bida’i al-Mu’alijin” yang menjelaskan sebab-sebab orang kerasukan jin sehingga orang menjadi tidak terkontrol, baik fisik maupun kejiwaan. Pertama, adanya permusuhan dan kedzaliman. Kedua, kerasukan karena balas dendam. Seseorang yang tanpa sengaja menganggu dan menyakiti jin dimana dia tinggal, kemudian membuat jin itu marah, lalu jinpun melakukan balas dendam terhadap manusia yang menyakitinya. Ketiga, kerasukan jin karena syahwat. Layaknya seperti manusia, jin juga memiliki rasa suka dan nafsu seksual dengan lawan jenis. Dimana jin laki-laki suka kepada seorang perempuan (manusia) dan jin perempuan suka kepada seorang laki-laki (manusia). Kelima, kerasukan jin karena dipanggil. Kekuatan Jin datang dan merasuki seseorang karena jin itu sengaja dipanggil.1
Selain gangguan kerasukan jin, manusia juga bisa terganggu fisik dan psikologisnya dengan sihir. Secara bahasa, seperti yang diuraikan dalam al-Mu’jam al-Wasith, sihir berarti sesuatu yang halus, lembut, dan halus tempat pengambilannya. Sedangkan definisinya, biasanya dipahami sebagai rangkaian perkataan yang ditulis maupun ucapan yang berpengaruh pada tubuh atau hati seseorang yang menjadi sasaran. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallambersabda:

مَنْ أَتَى عَرَّا فًـا أَوْ كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ
, فَقَد كَفَرَ بِمَا أُنزِلَ عَلى مُحَمَّدٍ
"Barangsiapa yang mendatangi orang pintar (tukang ramal atau dukun), lalu ia membenarkan apa yang diucapkannya, maka sungguh ia telah kafir dengan apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad". (HR Ahmad II/408,429,476; Hakim I/8; Baihaqi, VIII/135; dari sahabat Abu Hurairah. Dishahihkan oleh Hakim dan disetujui Adz Dzahabi. Syaikh Al Albani menshahihkan juga dalam Shahih Al Jami’ish Shaghir no.5939.)


Pengobatan menggunakan Al-Quran
Pada suatu ketika sahabat Abi Khuzaimah menghadap Rasulullah SAW, kemudian berkata, “ Hai, Rasulullah, adakah engkau telah mengetahui bahwa aku berobat dengan doa (obat batiniah) dan berobat pula dengan obat (obat lahiriah). Apakah yang demikian itu salah? Apakah perbuatanku ini berarti menolak takdir Allah?”
Yang demikian itu termasuk melaksanakan takdir Allah,” jawab Rasulullah. ( HR. Imam Tirrnidzi, Ibn Majah, dan Hakim).
Umat Islam percaya bahwa Al-Quran adalah kitab petunjuk, rahmat dan obat (syifa’) bagi umat islam. Kata syifa’ (obat) dalam ayat ini pengertianya juga termasuk obat bagi penyakit lahiriyah, seperti pilek, flu, panas dan penyakit fisik lainya atau hanya dalam konteks penyakit ruhani, seperti, dengki, sombong, berbohong, khianat dan penyakit rohani lainya.
Dalam kitab Zad al-Ma’ad yang ditulis oleh Sa’id ibn ‘Ali ibn Wahfal-Qahthani yang lebih jauh menguraikan bahwa Al-Qur’an adalah penyembuhan untuk segala macam penyakit, baik penyakit di dalam hati maupun penyakit yang terdapat di dalam tubuh. Beliau berkisah bahwa suatu ketika beliau sedang berada di kota Mekkah untuk beberapa waktu. Kebetula ia sakit. Tak ada dokter dan tak ada obat. Kemudia ia mengobati dirinya sendiri dengan membaca surat Al Fatihah. Diambilnya air zamzam, lalu dia membaca surat Al-Fatihah beberapa kali terhadap air zamzam itu lalu ia minum. Atas izin Allah, ia menemukan kesembuhan.
Nabi Muhammad juga pernah berobat dengan Al-Qur’an. Sebagaimana dijelaskan oleh sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud, suatu ketika Rasulullah sedang mengerjakan salat, tiba-tiba sewaktu sujud jari beliau berkata, “Semoga Allah mengutuk kalajengking.” Nabi kemudian mengambil bejana berisi air yang dicampur dengan garam. Jari yang tersengat kalajengking itu beliau rendam dalam air itu sambil membaca surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan surat Al-Nas. Tak lama kemudian, rasa sakitnya hilang.
Ruqiyah sebagaimana dipraktikkan Nabi, ada beberapa langkah, yaitu membaca doa dan ayat-ayat sebagai bentuk pengobatan ilahi. Kekuatan sihir merupakan bentuk kekuatan negative perbuatan tercela. Untuk menagkal pengaruhnya adalah dengan berdzikir, membaca taawudz, dan membaca ayat suci Al-Qur’an karena dapat memberikan efek positif terhadap jiwa maupun akal.
Ketika seorang bermeditasi atau bertafakur, berdzikir, atau bahkan membaca Al-Qur’an, tidur, dan bermimpi, otak bekerja sedemikian rupa malalui gerakan-gerakan sel saraf dan melepas muatan sehingga di dalam otak ada gelombang listrik. Ada empat jenis gelombang listrik di dalam otak yang merekam aktivitas manusia sepanjang waktu. Ketika seseorang tidur dan tidak bermimpi itu artinya ia tidak melakukan apa-apa. Akan tetapi positifnya, keadaan ini adalah kondisi yang prima untuk penyembuhan penyakit. Keadaan tidur ini disebut keadaan delta yang memiliki frekuensi 0.5-3.5 Hz. Ketika seseorang tidur dan bermimpi, berati ia dalam keadaan teta. Keadaan teta adalah kondisi ketika pikiran atau otak bekerja secara baik, jernih, dan “bening”. Tahap iluminasi dari proses kreatif menunjukkan gelombang alfa pada otak, kisaran 7 atau 8- 13 Hz. Untuk mengingat dengan baik, otak harus berada dalam keadaan alfa. Ketika seseorang dilanda setres atau frustasi dan tidak dapat berpikir jernih. Keadaan ini menunjukkan bahwa kondisi otak sedang berada dalam kondisi beta. Gelombang ini berkisar di atas 13 Hz yang menunjukkan kinerja logis otak. Otak dalam kondisi ini adalah otak analitis (Taufiq Pasiak, 2002).
Al-Qathani dengan mengutip kitab Fath al-Bari dan Fatawa al-Allamah ibn Baz diperbolehkan menggunakan ruqyah (mantra) dengan syarat-syarat, yaitu:
  1. ruqyah digunakan berupa firman Allah, nama-nama-NYA, sifat-sifat-NYA, dan ucapan doa nabi Muhammad SAW.
  2. memakai bahasa Arab atau bahasa=bahasa yang lain yang bisa dipahami maknanya.
  3. menjaga keimanan dan ketauhidan kita, bahwa yang menyembuhkan segalatersebut hakikatnya adalah Allah semata, bukan doa-doa ang kita lafalkan, bukan ayat-ayat yang kit abaca sebagai ruqyah tersebuut. Segala bentuk obat dan ruqyah adalah sebagai sarana, sedangkan yang member kesembuhan adalah Allah.2
Bacaan ayat-ayat Al-Qur’an dan doa-doa yang diajarkan Nabi akan mengeluarkan energy positif yang dapat menghilangkan energy negatif. Untuk mengubahnya menjadi energi positif, seseorang harus beriman dan bertaqwa kepada Allah dengan sungguh-sungguh, tidak pernah takut pada setan dan membangun sikap ikhlas serta selalu bersyukur dalam menghadapi ujian yang berbetuk kesenangan atau pun kesedihan.

  1. PENUTUP
Disini dipahami bahwa hakikatnya tidak ada kesembuhan atas izin Allah. Tidak ada kesehatan kecuali kesehatan yang dianugrahkan oleh-Nya kepada manusia. Tidak ada kekuatan yang diberikan oleh-Nya melalui berbagai ciptaan-Nya yang menyimpan energi penyembuh. Pola pikir inilah yang seharusnya ditanamkan oleh setiap manusia dalam mencari kesembuhan atau pengobatan dalam bentuk ihtiar dengan cara datang rumah sakit dan kedokter atau pengobatan alternatif, manusia juga dapat meruqiyah dirinya sendiri dengan membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan doa-doa sebagaimana yang telah ditentukan oleh Nabi Muhammad SAW.




DAFTAR PUSTAKA
Gusman, Islah. 2006. Ruqyah Terapi Nabi SAW Menangkal Gangguan Jin, Sihir, dan Santet. Yogyakarta: Pustaka Marwa.
Ahmad, Yusuf Al-Hajj. 2008. Seri Kemukjizatan Al-Qur’an dan Sunnah: Kemukjizatan Flora dan Fauna dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Yogyakarta: Sajadah Press.


1 Islah Gusman, Ruqyah Terapi Nabi SAW Menangkal Gangguan Jin, Sihir, dan Santet, (Yogyakarta: pustaka marwa, 2006), h. 112-148.
2 Islah Gusman, Ruqyah ,h. 67-68.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More